Nih Foto-Foto Saya Bersama Orang-Orang Tersayang

Thanks Buat Semuanya yang udah pernah buat aku tersenyum dan merasa "ada" di dunia ini. Suhadi habibi Loving You All As Always

Nih Foto-Foto Saya Bersama Orang-Orang Tersayang

Thanks Buat Semuanya yang udah pernah buat aku tersenyum dan merasa "ada" di dunia ini. Suhadi habibi Loving You All As Always

Nih Foto-Foto Saya Bersama Orang-Orang Tersayang

Thanks Buat Semuanya yang udah pernah buat aku tersenyum dan merasa "ada" di dunia ini. Suhadi habibi Loving You All As Always

Nih Foto-Foto Saya Bersama Orang-Orang Tersayang

Thanks Buat Semuanya yang udah pernah buat aku tersenyum dan merasa "ada" di dunia ini. Suhadi habibi Loving You All As Always

Nih Foto-Foto Saya Bersama Orang-Orang Tersayang

Thanks Buat Semuanya yang udah pernah buat aku tersenyum dan merasa "ada" di dunia ini. Suhadi habibi Loving You All As Always

Wednesday, August 31, 2011

Lirik lagu Dari Sujud Ke Sujud

bagaimana ku jelaskan cinta karena itu tak dapat dijabarkan
sesuatu yang indah terlahir dari rasa
dan rasa itu karunia Ilahi (dari sujud ke sujud)
bagaimana ku jelaskan cinta bila malu selalu melandaku
semua rasa itu malu rasa bahagia
takut dan cemburu pun karunia Ilahi
dari sujud ke sujud sejuta doa ku lantun untuk cinta
dalam hati anak-anak manusia hablumminannas
dari sujud ke sujud ku tasbihkan hanya untuk cinta
Subhanallah cinta kita terus bertasbih
bagaimana ku jelaskan cinta karena itu tak dapat dijabarkan
sesuatu yang indah terlahir dari rasa
dan rasa itu karunia Ilahi
bagaimana ku jelaskan cinta bila malu selalu melandaku
semua rasa itu malu rasa bahagia
takut dan cemburu pun karunia Ilahi
dari sujud ke sujud sejuta doa ku lantun untuk cinta
dalam hati anak-anak manusia hablumminannas
dari sujud ke sujud ku tasbihkan hanya untuk cinta
Subhanallah cinta kita terus bertasbih
dari sujud ke sujud ku tasbihkan hanya untuk cinta
Subhanallah cinta kita terus bertasbih
Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah
dari sujud ke sujud

Tuesday, August 30, 2011

Mengapa Muhammadiyah menggunakan metode hisab


Salah satu saat Muhammadiyah ‘naik’ di media massa adalah ketika menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Pasalnya, Muhammadiyah yang memakai metode hisab terkenal selalu mendahului pemerintah yang memakai metode rukyat dalam menentukan masuknya bulan Qamariah. Hal ini menyebabkan ada kemungkinan 1 Ramadhan dan 1 Syawal versi Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah. Dan hal ini pula yang menyebabkan Muhammadiyah banyak menerima kritik, mulai dari tidak patuh pada pemerintah, tidak menjaga ukhuwah Islamiyah, hingga tidak mengikuti Rasullullah Saw yang jelas memakai rukyat al-hilal. Bahkan dari dalam kalangan Muhammadiyah sendiri ada yang belum bisa menerima penggunaan metode hisab ini.
 
Umumnya, mereka yang tidak dapat menerima hisab karena berpegang pada salah satu hadits yaitu“Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan bebukalah (idul fitri) karena melihat hilal pula. Jika bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya’ban tigapuluh hari” (HR Al Bukhari dan Muslim). Hadits tersebut (dan juga contoh Rasulullah Saw) sangat jelas memerintahkan penggunaan rukyat, hal itulah yang mendasari adanya pandangan bahwa metode hisab adalah suatu bid’ah yang tidak punya referensi pada Rasulullah Saw. Lalu, mengapa Muhammadiyah bersikukuh memakai metode hisab? Berikut adalah alasan-alasan yang  diringkaskan dari makalah Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A. yang disampaikan dalam pengajian Ramadhan 1431.H PP Muhammadiyah di Kampus Terpadu UMY.
 
Hisab yang dipakai Muhammadiyah adalah hisab wujud al hilal, yaitu metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhi tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk. Sedangkan argumen mengapa Muhammadiyah memilih metode hisab, bukan rukyat, adalah sebagai berikut.
 
Pertama, semangat Al Qur’an adalah menggunakan hisab. Hal ini ada dalam ayat “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan” (QS 55:5). Ayat ini bukan sekedar menginformasikan bahwa matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga dapat dihitung atau diprediksi, tetapi juga dorongan untuk menghitungnya karena banyak kegunaannya. Dalam QS Yunus (10) ayat 5 disebutkan bahwa kegunaannya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
 
Kedua, jika spirit Qur’an adalah hisab mengapa Rasulullah Saw menggunakan rukyat? Menurut Rasyid Ridha dan Mustafa AzZarqa, perintah melakukan rukyat adalah perintah ber-ilat (beralasan). Ilat perintah rukyat adalah karena ummat zaman Nabi saw adalah ummat yang ummi, tidak kenal baca tulis dan tidak memungkinkan melakukan hisab. Ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim,“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Yakni kadang-kadang dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga puluh hari”. Dalam kaidah fiqhiyah, hukum berlaku menurut ada atau tidak adanya ilat. Jika ada ilat, yaitu kondisi ummi sehingga tidak ada yang dapat melakukan hisab, maka berlaku perintah rukyat. Sedangkan jika ilat tidak ada (sudah ada ahli hisab), maka perintah rukyat tidak berlaku lagi. Yusuf Al Qaradawi menyebut bahwa rukyat bukan tujuan pada dirinya, melainkan hanyalah sarana. Muhammad Syakir, ahli hadits dari Mesir yang oleh Al Qaradawi disebut seorang salafi murni, menegaskan bahwa menggunakan hisab untuk menentukan bulan Qamariah adalah wajib dalam semua keadaan, kecuali di tempat di mana tidak ada orang mengetahui hisab.
 
Ketiga, dengan rukyat umat Islam tidak bisa membuat kalender. Rukyat tidak dapat meramal tanggal jauh ke depan karena tanggal baru bisa diketahui pada H-1. Dr.Nidhal Guessoum menyebut suatu ironi besar bahwa umat Islam hingga kini tidak mempunyai sistem penanggalan terpadu yang jelas. Padahal 6000 tahun lampau di kalangan bangsa Sumeria telah terdapat suatu sistem kalender yang terstruktur dengan baik.
 
Keempat, rukyat tidak dapat menyatukan awal bulan Islam secara global. Sebaliknya, rukyat memaksa umat Islam berbeda memulai awal bulan Qamariah, termasuk bulan-bulan ibadah. Hal ini karena rukyat pada visibilitas pertama tidak mengcover seluruh muka bumi. Pada hari yang sama ada muka bumi yang dapat merukyat tetapi ada muka bumi lain yang tidak dapat merukyat.  Kawasan bumi di atas lintang utara 60 derajad dan di bawah lintang selatan 60 derajad adalah kawasan tidak normal, di mana tidak dapat melihat hilal untuk beberapa waktu lamanya atau terlambat dapat melihatnya, yaitu ketika bulan telah besar. Apalagi kawasan lingkaran artik dan lingkaran antartika yang siang pada musim panas melabihi 24jam dan malam pada musim dingin melebihi 24 jam.
 
Kelima, jangkauan rukyat terbatas, dimana hanya bisa diberlakukan ke arah timur sejauh 10 jam. Orang di sebelah timur tidak mungkin menunggu rukyat di kawasan sebelah barat yang jaraknya lebih dari 10 jam. Akibatnya, rukyat fisik tidak dapat menyatukan awal bulan Qamariah di seluruh dunia karena keterbatasan jangkauannya. Memang, ulama zaman tengah menyatakan bahwa apabila terjadi rukyat di suatu tempat maka rukyat itu berlaku untuk seluruh muka bumi. Namun, jelas pandangan ini bertentangan dengan fakta astronomis, di zaman sekarang saat ilmu astronomi telah mengalami kemajuan pesat jelas pendapat semacam ini tidak dapat dipertahankan.
 
Keenam, rukyat menimbulkan masalah pelaksanaan puasa Arafah. Bisa terjadi di Makkah belum terjadi rukyat sementara di kawasan sebelah barat sudah, atau di Makkah sudah rukyat tetapi di kawasan sebelah timur belum. Sehingga bisa terjadi kawasan lain berbeda satu hari dengan Makkah dalam memasuki awal bulan Qamariah. Masalahnya, hal ini dapat menyebabkan kawasan ujung barat bumi tidak dapat melaksanakan puasa Arafah karena wukuf di Arafah jatuh bersamaan dengan hari Idul Adha di ujung barat itu. Kalau kawasan barat itu menunda masuk bulan Zulhijah demi menunggu Makkah padahal hilal sudah terpampang di ufuk mereka, ini akan membuat sistem kalender menjadi kacau balau.
 
Argumen-argumen di atas menunjukkan bahwa rukyat tidak dapat memberikan suatu penandaan waktu yang pasti dan komprehensif. Dan karena itu tidak dapat menata waktu pelaksanaan ibadah umat Islam secara selaras diseluruh dunia. Itulah mengapa dalam upaya melakukan pengorganisasian system waktu Islam di dunia internasional sekarang muncul seruan agar kita menggunakan hisab dan tidak lagi menggunakan rukyat. Temu pakar II untuk Pengkajian Perumusan Kalender Islam (Ijtima’ al Khubara’ as Sani li Dirasat Wad at Taqwimal Islami) tahun 2008 di Maroko dalam kesimpulan dan rekomendasi (at Taqrir al Khittami wa at Tausyiyah) menyebutkan: “Masalah penggunaan hisab: para peserta telah menyepakati bahwa pemecahan problematika penetapan bulan Qamariahdi kalangan umat Islam tidak mungkin dilakukan kecuali berdasarkan penerimaan terhadap hisab dalam menetapkan awal bulan Qamariah, seperti halnya penggunaan hisab untuk menentukan waktu-waktu shalat”.
(Disalin sesuai dengan aslinya oleh PD IPM Kabupaten Magelang dari: http://immugm.web.id ).

Saturday, August 13, 2011

Diam

Diam adalah pilihan yang paling tepat untukku sekarang. Terlalu lama aku berusaha memahami tingkahnya. Bahkan dengan gerak gerik ku, ku ingin dia juga sadar dan bisa mengerti. Tapi tulah namanya manusia, punya ego masing-masing. Tapi herannya kenapa aku yang harus selalu mengalah, harus selalu aku yang menimbang hatinya, takut kalau dia sakit hati lah, ah dia capek lah, ah nanti gak enak sama dia.

Hmh, tapi sekarang ok, senyumanku yang dulu, keceriaanku yang dulu, akan ku bungkus semuanya, ku ambil lagi, karena menurutku kau gak terlalu pantas untuk menerima itu semua. Mungkin aku gagal untuk menjadi teman terbaik bagimu, tapi aku judah berusaha dari dulu, ngelakuin hal2 yang gimana, biar kita tetep deket, tetep bisa jadi best friend, tapi mungkin kau yang sudah merasa aku ini bukan sahabat mu, sehingga kau hanya merasa aku ini sebagai teman disaat kau tak punya teman lain.

Biarlah sekarang ku ngirit bicara dengan mu, semoga aja kau tau seperti apa aku sebenaranya, gak bisa terus senyum menemani mu di semua keadaan.
kau begitu, aku juga bisa...
kau egois, aku juga bisa..
kau santai sesukamu, aku juga bisa..
mungkin seperti itu yang terbaik buat kita...

Hmh...

Friday, August 12, 2011

Kisah Sepotong Kue


Kisah ini memang sudah banyak diketahui orang karena tersebar luas si dunia maya, baik melalui blog maupun milis-milis. Namun tentu tidak ada salahnya memposting kembali, karena kisah ini sangat bermanfaat bagi setiap orang.
Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, Ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya , ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir: “Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!”. Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu.
Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir : “Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”. Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si “Pencuri tak tahu terima kasih”. Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya !!! Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih, dan dialah pencuri kue itu !
Hikmah:
Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya. Orang lainlah yang selalu salah, Orang lainlah yang patut disingkirkan, Orang lainlah yang tak tahu diri, Orang lainlah yang berdosa, Orang lainlah yang selalu bikin masalah, Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran.
Padahal Kita sendiri yang mencuri kue tadi, Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.
Kita sering mempengaruhi, mengomentari , mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain . Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya

Titik Es Dalam Hati


Di sebuah perusahaan rel kereta api ada seorang pegawai, namanya Nick. Dia sangat rajin bekerja, dan sangat bertanggung jawab, tetapi dia mempunyai satu kekurangan, yaitu dia tidak mempunyai harapan apapun terhadap hidupnya, dia melihat dunia ini dengan pandangan tanpa harapan sama sekali.
Pada suatu hari semua karyawan bergegas untuk merayakan ulang tahun bos mereka, semuanya pulang lebih awal dengan cepat sekali. Yang tidak sengaja terjadi adalah, Nick terkunci di sebuah mobil pengangkut es yang belum sempat dibetulkan. Nick berteriak, memukul pintu dengan keras, semua orang di kantor sudah pergi merayakan ulang tahun bosnya, maka tidak ada yang mendengarnya.
Tangannya sudah merah kebengkak-bengkakan memukul pintu mobil itu, suaranya sudah serak akibat berteriak terus, tetapi tetap tidak ada orang yang mempedulikannya, akhirnya dia duduk di dalam sambil menghelakan nafas yang panjang. Semakin dia berpikir semakin dia merasa takut, dalam hatinya dia berpikir: Dalam mobil pengangkut es suhunya pasti di bawah 0 derajat, kalau dia tidak segera keluar dari situ, pasti akan matikedinginan. Dia terpaksa dengan tangan yang gemetar, mencari secarik kertas dan sebuah bolpen, menuliskan surat wasiatnya.
Keesokkan harinya, semua karyawan pun datang bekerja. Mereka membuka pintu mobil pengangkut es tersebut, dan sangat terkejut menemukan Nick yang terbaring di dalam. Mereka segera mengantarkan Nick untuk ditolong, tetapi dia sudah tidak bernyawa lagi.
Tetapi yang paling mereka kagetkan adalah, listrik mobil untuk menghidupkan mesin itu tidak dihubungkan, dalam mobil yang besar itu juga ada cukup oksigen untuknya, yang paling mereka herankan adalah suhu dalam mobil itu hanya 28 derajat saja, tetapi Nick malah mati “kedinginan” !!
Nick bukanlah mati karena suhu dalam mobil terlalu rendah, dia mati dalam titik es di dalam hatinya. Dia sudah menghakimi dirinya sebuah hukuman mati, bagaimana dapat hidup terus?
Percaya dalam diri sendiri adalah sebuah perasaan hati. Orang yang mempunyai rasa percaya diri tidak akan langsung putus asa begitu saja, dia tidak akan langsung berubah sedih terhadap keadaan hidupnya yang jalan kurang lancar.
Tanyalah pada diri kita sendiri, apakah kita sendiri sering langsung memutuskan bahwa kita tidak mampu untuk mengerjakan suatu hal, sehingga kita kehilangan banyak kesempatan untuk menjadi sukses? Kehilangan banyak kesempatan untuk belajar mandiri? Untuk jadi lebih mengerti kehidupan ini?
Yang mempengaruhi semangat kamu bukanlah faktor-faktor dari luar, melainkan hatimu sendiri. Sebelum berusaha sudah dikalahkan oleh diri kita sendiri, biarpun ada banyak bantuan yang tertuju pada dirimu tetap tidak akan membantu.

Pohon Tua


Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.
Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang.
Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. “Pohon yang sangat berguna,” begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.
Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.
Sang pohon pun bersedih. “Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?” begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. “Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?” Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.
Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang.
Hingga pada saat pagi menjelang. “Cittt…cericirit…cittt” Ah suara apa itu? Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. “Cittt…cericirit…cittt,” suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu… dua… tiga… dan empat anak burung lahir ke dunia. “Ah, doaku di jawab-Nya,” begitu seru sang pohon.
Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka,akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. “Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini”, gumam sang pohon dengan berbinar.
Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.
***
Teman, begitulah. Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun, yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita.
Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.
Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Allah, selalu bersama orang-orang yang sabar.

Al-Quran Menjawab Hati Yang Bersedih


Kamu sedang bersedih? merasa banyak masalah dan ujian? wah, kamu ga sendiri sob. Banyak yang berfikir seperti itu. Sebagian besar bilang : Ah, itu mah biasa, wajar sebagai manusia kita merasa jenuh, aga berat, dsb. Tapi benarkah begitu? Atau patutkah kita seperti itu? hey, sobat..bangun!! berwudhu, dan baca kitab penunjuk jalan yang terjaga keasliannya sampai hari akhir…Apapun pertanyaan kalian, pasti ada jawabannya dalam Al-Qur’an…terutama saat sedih, seperti di bawah ini..
Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji?
Qur’an Menjawab : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Lihat QS.Al-Ankabuut : 2).
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Lihat juga QS.Al-Ankabuut : 3)
Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik?
Qur’an Menjawab : “…boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 216)
Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur’an Menjawab : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya……….” (Lihat QS.Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur’an Menjawab : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Lihat QS.Ali Imraan : 139)
Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur’an Menjawab : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Lihat QS.Yusuf : 87)
Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur’an Menjawab : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Lihat QS.Ali Imraan : 200)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 45)
Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur’an Menjawab : “….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal…….” (Lihat QS.At-Taubah : 129)
Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur’an Menjawab : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan surga – Nya……….” (Lihat QS.At-Taubah : 111)
Subhanalloh,
istiqomah, sobat..
Innalloha ma ana ^^

8 Tips Sukses Ala Aristoteles


Ingin sukses dan kaya raya seperti Aristoteles Sokrates Onassis(1906-1975)? Di bawah ini, ada “surat wasiat” yang konon juga jadi kiat suksesnya. Entah benar atau tidak, tapi beberapa hal yang ditulis kelihatannya masuk akal:
1. Jaga badanmu agar tetap sehat.Banggalah dengan fisik yang kita punya. Jangan risaukan hal-hal kecil,kita tidak sejelek seperti apa yang kita bayangkan. Ingat, kulit yang sehat akan membuat kita tampak seperti orang yang banyak uang.
2. Usahakan tersenyum, jangan suka cemberut. Perlihatkan bahwa segalanya beres. Tunjukkan bahwa hidupmu sehari-hari selalu tampak menyenangkan.
3. Jaga penampilanmu. Jangan pernah memperlihatkan dan menceritakan kemelaratanmu. Karena biasanya, orang tidak suka pada orang yang melarat.
4. Jangan tidur terlalu banyak. Kalau dapat mengurangi tidur 3 jam sehari, maka dalam setahun akan menambah waktu 1,5 bulan untuk meraih sukses.
5. Makan dan minum secukupnya.Jangan makan sambil bicara bisnis; tunggu sampai selesai dulu. Janganpula menghabiskan waktu berjam-jam di meja makan selagi ada pekerjaan mendesak, yang harus segera diselesaikan.
6. Kalau tidak punya modal, pinjam dulu dalam jumlah besar.Jangan meminjam dalam jumlah sedikit. Jangan pula sekali-kali menunda jadwal pembayaran. Jaga reputasi, buat pemodal atau Bank percaya padamu.
7. Pilih teman yang dapat mendorong prestasimu. Sebaliknya, hindari orang yang dapat mematahkan semangatmu.
8. Dengarkan orang lain. Buat mereka merasa senang. Hormati mereka, maka kita akan dihormati oleh semua orang. Ini adalah kunci sukses yang utama!!

Kisah Hikmah, Pendayung Sampan & Profesor


Suatu hari seorang profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat kajian di tengah lautan.Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mahu orang yang menemaninya banyak menyoal tentang apa yang dia lakukan.
Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan kajian dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mula berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama hujan lebat akan turun..”
“OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memusingkan sampannya dan mula mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan.
“Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.
“Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi.
“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.
Profesor belum berpuas hati dengan jawapan pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng..
“Kalau begitu kamu hilang 25% dari usia hidup kamu.” “Kamu tahu Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.
“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”
“Kamu tahu Fizik?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.
“Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib kamu semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan,tak ada gunanya lagi,” Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri.
Selang beberapa minit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang melanda. Sampan yang mereka naiki terbalik. Profesor dan pendayung sampan terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.
“Sayang sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh.

Aku Bermimpi


Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga.Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata,”Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah, diterima”. Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia. Kemudian, aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, “Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim kemanusia-manusia yang masih hidup yang memintanya”. Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu.Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitubanyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi. Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil.Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. “Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih”, kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu. “Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?”, tanyaku. “Menyedihkan”, Malaikat-ku menghela napas. “Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih”.
“Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?”, tanyaku. “Sederhana sekali”, jawab Malaikat. “Cukup berkata , ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan “. “Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku. Malaikat-ku menjawab, “Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, Pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini”. “Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu,dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia”. “Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu” . Juga…. “Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan, engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini. “Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia”. “Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian , Maka engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di dunia”. “Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan , Maka engkau termasuk orang yang sangat jarang”. “Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum,maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan”. “Jika engkau dapat membaca note ini, maka engkau menerima rahmat ganda yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu, berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa engkau lebih dirahmatidaripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali”.
Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatiNya kita semua.
“Dan ingatlah tatkala Tuhanmumenyatakan bahwa, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu’ “. (QS:Ibrahim (14) :7 ).
Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih: “Terima kasih, Allah! Terima kasih, Allah, atas anugerahmu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi note ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi”.

Cerita Tentang Katak Kecil


Pada suatu hari ada sekumpulan katak-katak kecil,…
… yang berlomba-lomba
Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.
Penonton berkumpul bersama  mengelilingi menara untuk menyaksikan  perlombaan dan memberikan semangat kepada para peserta…
Perlombaan pun dimulai…
Secara jujur:
Tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa katak-katak kecil akan bisa berhasil mencapai puncak menara.
Terdengar ada yang berkata:
“Oh, jalannya terlalu susahhhhh!!
Mereka  TIDAK AKAN BISA sampai ke puncak.”
atau:
“Tidak ada kesempatan untuk berhasil…Menaranya terlalu tinggi…!!
Katak-Katak kecil mulai berjatuhan. Satu persatu…
… Kecuali mereka  yang tetap bersemangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi…dan semakin tinggi..
Penonton terus bersorak
“Terlalu susah!!! Tak seekor pun yang akan berhasil!!!”
Lebih banyak lagi katak kecil yang lelah dan menyerah…
…Tapi ada  SATU yang tetap melangkah hingga semakin tinggi dan tinggi…
Dia tak kenal menyerah kalah!
Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali  seekor katak kecil yang begitu berusaha keras dan menjadi  satu-satunya yang BERHASIL sampai KE PUNCAK!
SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya?
Seekor peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil itu mempunyai kekuatan untuk mencapai tujuan?
Ternyata…
Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!
Nasihat dari cerita ini adalah:
Jangan sekali kali mendengar kata orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis…
…karena mereka akan mengambil sebahagian besar mimpi kita dan menjauhkannya dari kita.
Selalulah ingat kata-kata bertuah yang ada.
Karena segala sesuatu yang kita dengar dan kita baca akan mempengaruhi perilaku kita!
Karena itu:
Selalu tetap….
POSITIVE!
Dan yang terpenting:
Bersikap TULI jika ada orang mengatakan bahwa KITA tidak bisa mencapai cita-cita kita!
Selalu berpikir:
I can do this!
Kirim pesanan ini kepada minimum 5 sahabat.
Berikan mereka motivasi!!!
Karena sahabat yang baik adalah sahabat yang sering  memberi motivasi antara satu sama lain.

Delapan Penyakit


Buya Hamka
Delapan Penyakit
Di dalam sejarah kehidupan Rasulullah SAW terdapat satu kisah yang patut menjadi pelajaran bagi kita untuk bekal mengarungi hidup. Pada suatu pagi, kira-kira pukul sembilan pagi, Rasulullah SAW berjalan dari rumahnya menuju ke masjid beliau yang mulia, di Madinah. Waktu-waktu tersebut biasanya ada orang yang sembahyang di masjid, sholat Dhuha, akan tetapi umumnya masyarakat sudah keluar dari rumahnya pagi-pagi bekerja menurut bidangnya masing-masing, ada yang berniaga, bertani, menggembalakan unta atau kambingnya, dan tinggallah beberapa orang saja. Beliau melihat di sudut masjid, ada seorang pemuda sedang duduk tafakkur termenung, mukanya terlihat sangat muram, nampak kesedihan di dalam hatinya, Rasulullah SAW mendekat kepada pemuda yang tafakkur itu. Setelah dilihatnya Rasulullah SAW datang, diapun menengadahkan muka, Rasulullah SAW kemudian bertanya, “Mengapa di saat begini engkau duduk termenung di dalam masjid dan wajahmu menampakkan kesedihan yang sangat? Apa yang sedang kau alami sekarang ini?.” Pemuda tadi menjawab,”Aku ditimpa duka cita ya Rasulullah SAW, dikarenakan hutang.” Rupanya orang ini sedang memiliki hutang. “Hutang telah lama, janji sudah dekat, uang untuk membayar belum ada, itu yang membuat saya termenung disini ya Rasulullah SAW”, dengan senyum Rasulullah SAW menjawab, “Bersediakah Engkau kalau aku ajarkan kepadamu suatu bacaan, dimana apabila bacaan ini (yang berupa doa) engkau baca pagi dan petang dengan hati khusyu’, Insya Allah hutangmu itu akan terbayar.” Pemuda tadi dengan antusias menjawab, “Tentu ya Rasulullah SAW, aku senang sekali kalau engkau mengajarkan kepadaku, apakah doa itu?” Lalu Rasulullah SAW membacakan dan mengajarkan kepada pemuda itu doa ini, “Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazan wa ‘audzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa ‘audzu bika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min gholabatid daini wa qohrir rijal.Sebelum kita uraikan artinya atau tafsirkan satu demi satu, sebaiknya kita artikan secara keseluruhan terlebih dahulu. Kalimat doa tersebut artinya adalah Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau kepada delapan hal. Yang pertama aku berlindung kepada Engkau dari duka cita dan kesusahan, dan aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas, dan aku berlindung kepada Engkau dari bakhil (berat mengeluarkan uang) dan sifat pengecut atau penakut, dan aku berlindung kepada Engkau dari pengaruh berhutang dan dari kekuasaan orang lain atas diri kita sehingga tidak memiliki kemerdekaan kepribadian lagi, inilah delapan hal yang diminta Rasulullah SAW kepada Tuhan, semoga kita jangan diserang oleh penyakit ini, karena adanya penyakit ini dalam diri menyebabkan kita menjadi pribadi yang lemah, tidak lagi memiliki kepribadian yang gagah, padahal di dalam agama kita tempat takut kita cuma satu yaitu Allah, tidak ada yang lain.
Yang pertama, susah. Apabila orang sudah susah, pikirannya sudah buntu, jalan untuk maju tidak ada lagi. Padahal, di dalam kehidupan, manusia tidak akan berjalan di atas jalan yang datar saja yang bertaburkan bunga, kehidupan itu mendaki, menurun, melereng, berenang, melewati ombak dan gelombang, itu pasti dalam hidup. Apa yang disusahkan? Kusut? Tak ada kusut yang tak selesai, Keruh? Tak ada keruh yang tidak bisa menjadi jernih. Apabila pikiran kita telah susah terlebih dahulu, maka gelaplah jalan yang kita tempuh ke depan dalam kehidupan tadi.
Yang kedua, kita disuruh berlindung kepada Allah dari duka cita. Yang menyebabkan orang berduka cita memang banyak, misalnya kehilangan barang yang disukai, kematian orang yang disenangi, bahaya yang datang dengan tiba-tiba dan lain sebagainya lalu tumbuh duka cita. Kalau kesusahan menjadikan soal yang kita hadapi menjadi kusut, kedukaan menyebabkan jalan yang kita tempuh menjadi gelap. Dua hal itu yang menyebabkan manusia mendapat rintangan di dalam hidupnya.
Lalu yang ketiga, aku berlindung kepada Engkau Ya Allah dari sifat lemah, yaitu lemah pikiran, tidak ada energi dan semangat lagi, tidak ada inisiatif lagi, menyerah saja, lemah. Belum dihadapi suatu persoalan, hati sudah lemah terlebih dahulu. Merasa soal itu terlalu besar, padahal kalau dihadapi, tidak ada kusut yang tidak terselesaikan, tidak ada keruh yang tidak terjernihkan.
Nah, yang lebih berbahaya lagi adalah yang keempat, sifat malas. Kalau sudah bersifat malas, apa lagi yang mau dikerjakan? Kita duduk duduk termenung saja dalam kemalasan, angan-angan banyak cita-cita mati, angan-angan hendak terbang, padahal sayap tidak ada. Angan-angan hendak mempunyai ini, mempunyai itu, ingin memiliki Mercedes Benz, rumah yang besar, tapi ikhtiar tidak ada. Sebab itu ada pepatah guyonan dari orang tua kita di jaman penjajahan dulu, Mati Belanda karena pangkat, mati Cina karena kaya, mati Melayu atau Indonesia karena angan-angan. Malas itu juga tercermin dalam sikap kita. Jalannya lunglai, matanya muram, tak jauh dia memandang. Ini adalah penyakit juga.
Yang kelima dan keenam, berlindung dari penyakit bakhil dan pengecut, ini lebih berbahaya lagi. Dikumpulkannya harta banyak-banyak, maksudnya hendak menguasai harta itu. Lama-lama dengan tidak disadarinya, harta itulah yang menguasai dia, dia menjadi bakhil, siang malam tidak ada kesenangan. Cuma sibuk cari uang dan cari uang. Kemudian disimpan banyak-banyak. Gunanya ya cuma mengumpulkan itu saja, berapa banyak orang yang mengumpulkan harta banyak-banyak, manfaatnya tidak didapat. Saya teringat cerita jaman dahulu di kota Medan. Ada satu orang yang kaya raya, sangat terkenal kekayaannya di Medan, rumahnya banyak dan harta lainnya juga melimpah. Jika bepergian, dia selalu berjalan kaki dan memakai payung, padahal orang-orang sudah mulai membeli mobil bermacam-macam merknya.Justru anaknyalah yang mengambil manfaat dari kekayaan ayahnya itu dengan membeli mobil untuk dipakainya sendiri. Lalu orang bertanya padanya, “Anak Tuan sudah memakai mobil, kenapa Tuan masih jalan kaki?”, orang bakhil tadi menjawab, “Saya anak orang miskin, sedangkan anak saya adalah anak orang kaya”, begitu katanya. Nah inilah contoh orang yang bukan lagi mencari harta untuk menguasai harta itu, tetapi dia mencari harta untuk dikuasai oleh harta itu.
Yang keenam lebih jahat lagi, yaitu sifat pengecut. Pengecut ini menjadikan separuh kehidupan manusia menjadi gagal. Ada pepatah,”Kalau Engkau berniaga atau berusaha, meskipun modalmu tadinya tidak ada, asal Engkau berani, itulah modal utama dalam hidup. Sesuai juga dengan pepatah Melayu, “Putuslah tali layang-layang, robeklah kertas tentang bingkai, hidup jangan mengepalang, berani kaya, berani pakai.” Hidup jangan mengepalang (serba tanggung), untuk kaya, pakailah pakaian keberanian, karena keberanian adalah modal. Didalam berniaga memang tidak selalu beruntung, kadang-kadang rugi juga, tapi, kalau keberanian yang hilang, separuh dari kekayaan yang ada tadi sudah habis. Walaupun harta masih ada, kalau keberanian hilang, artinya separuh sudah harta sudah hilang terlebih dahulu, karena tidak dipercaya orang.
Yang ketujuh, berlindung dari pengaruh hutang. Berhutang boleh saja, dan keberanian itulah yang dipakai untuk mencari modal buat mengembalikan. Tetapi kalau pengecut, kalau berhutang, maka akan susah untuk mendapat harta untuk membayarnya.
Yang kedelapan adalah tidak adanya kemerdekaan diri dalam menyatakan perasaan kita karena kita segan kepada orang, kita terlalu banyak berhutang budi padanya, terlalu banyak mendapat hadiah darinya, dan lain-lain. Sehingga mulut kita menjadi tertutup dan tidak dapat bercakap lagi sesuai apa yang ingin hati kita katakan, karena ditekan oleh hutang budi kepada orang tadi.
Inilah delapan perkara yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW kepada pemuda yang duduk tadi. Dapatlah kita mengambil pedoman dalam kehidupan kita, bahwa yang paling penting adalah kemerdekaan jiwa.Lupa bahwa bangsa kita telah merdeka, dan dirinya masih dalam keadaan terjajah, bukan oleh bangsa penjajah, tapi penjajahan yang datang dari sifat-sifat yang lemah yang tadi kita bahas.
ditulis ulang dari kaset rekaman ceramah Buya HAMKA (Haji Abdul Malik bin Karim Amrullah)

Percaya Diri


Percaya kepada diri sendiri adalah termasuk tiang akhlaq yang utama. Yang sanggup menggenggam sifat percaya diri hanyalah orang yang memiliki kepribadian kuat. Percaya diri menimbulkan kekuatan kemauan dan kehendak. Membuat orang berusaha sendiri, dengan tidak mengharap bantuan orang lain. Percaya diri adalah buah dari jiwa yang merdeka.
Percaya kepada diri sendiri membuahkan kemenangan hidup. Bukti nyata dapat dilihat pada orang yang memiliki kesuksesan seperti Thomas Alfa Edison di dunia ilmu pengetahuan dan tokoh lain di bidangnya masing-masing. Percaya diri membuahkan kenikmatan dalam diri yang sangat besar, yang sulit dirasakan orang lain. Percaya diri menyebabkan kemenangan suatu seruan, baik seruan perubahan di bidang politik maupun agama. Atas dasar kepercayaan dirilah, para Rasul bekerja menegakkan agama yang benar, sehingga suara mereka terdengar kemana-mana. Apa yang mereka ajarkan abadi, walaupun tubuh mereka telah dikuburkan beribu tahun. Lantaran percaya dirilah, orang-orang besar tidak gentar menghadapi bahaya yang besar-besar dan rintangan yang tak terhitung.
Dalam sejarah yang ditempuh Islam, tampak sifat-sifat percaya diri dalam perjalanannya. Suatu bangsa yang tadinya tidak terkenal dalam tempo yang tidak sampai 50 tahun telah dapat mengalahkan kerajaan-kerajaan yang jauh lebih besar dan maju. Itulah bangsa Arab, bangsa yang sejak mula-mula Islam datang padanya, telah diajarkan percaya diri. Lantaran percaya dirilah, mereka dapat menghadapi kekuatan orang lain.
Percaya diri menyebabkan Abu Bakar tidak gentar sedikitpun menghadapi kesulitan dan huru-hara yang terjadi setelah Rasulullah meninggal. Dapat dikatakan pada waktu itu seluruh tanah Arab memberontak dan hendak memutuskan hubungan dengan pusat pemerintahan Islam (Madinah). Munculnya Nabi-Nabi palsu, penolakan kewajiban zakat dan lain-lain. Padahal Nabi yang selama ini menjadi panutan, telah meninggal. Tampillah Abu Bakar kedepan. Tegak dengan penuh percaya diri, bahwa dia sanggup memadamkan pemberontakan itu dan menghadapi segala kesulitan. Dia tampil kedepan, tidak mengenal kata mundur dalam kamusnya, dan dia menang.
Percaya dirilah yang menyebabkan Umar bin Khattab mengatur tentara untuk menaklukkan kerajaan Persia dan Romawi yang sepuluh kali lebih besar. Padahal tentaranya sedikit dan senjatanya tidak banyak.
Dan percaya dirilah bekal Thariq bin Ziyad menyeberangi benua Afrika hendak menuju Andalusia (Spanyol). Dibakarnya kapal yang dipergunakannya untuk mengangkut tentaranya, agar mereka tidak ingin kembali pulang. Dia berpidato pada seluruh tentaranya: “Sekarang lautan di belakangmu, musuh di hadapanmu. Nasibmu bergantung kepada pedangmu. Makanan tersedia ada, yaitu di negeri yang akan kamu taklukkan”.
Demikian juga beberapa orang terkenal, orang yang membuka dan memasuki tempat-tempat baru, seperti Ibnu Bathuthah dari Arab, Columbus penemu benua Amerika dan beribu-ribu lagi yang namanya tercantum dalam sejarah. Orang yang telah membentuk dan memperkaya “peta” dunia ini.
Orang Islam adalah kaum yang sepantasnya percaya diri. Sebab kekuatan yang ada pada dirinya digantungkannya kepada kekuatan yang mengatur alam ini, yaitu Allah Yang Maha Kuasa.
Barangsiapa yang percaya kepada Tuhannya, tidaklah merasa takut dan gentar berenang didalam lautan hidup ini. Dia tidak percaya bahwa akan ada suatu kekuatan dialam ini yang sanggup merintangi cita-citanya, kalau tanpa ijin dari Allah. Dia tidak percaya bahwa dia akan ditimpa bahaya kalau tidak telah tertulis dalam ilmuNya. Dan dia selalu berbaik sangka kepada Tuhannya.
Ada dua pelajaran dalam Islam yang menyuburkan kepercayaan kepada diri sendiri.
Pertama Tauhid, mengakui bahwa Tuhan Esa dalam kekuasaanNya. Segala kekuasaan yang ada di alam ini hanyalah pinjaman saja dari Tuhan. Dia yakin kalau ada selain Tuhan tempatnya takut, rusaklah tauhidnya dan binasalah imannya.
Pelajaran kedua ialah takdir. Yaitu mengakui buruk dan baik, sakit dan senang tidaklah akan terjadi kalau tidak dengan izin Allah. Kaum muslimin bukanlah seperti kaum Jabariyah atau Fatalis yang tidak mengakui adanya ikhtiar pada hamba, hanya pada Tuhan semata-mata, sehingga lemah hati dan putus asa. Tidak pula menjadi kaum Qodariyah, yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan Tuhan dengan segala apa yang dikerjakan oleh manusia, melainkan tergantung pada diri manusia itu sendiri saja. Mereka tegak ditengah-tengah. Mereka berusaha dan berikhtiar, serta percaya kepada Tuhan. Bahwa Tuhan senantiasa akan memimpin ke jalan yang baik. Senantiasa akan memberi petunjuk kepada kebenaran. Dia percaya bahwa “sebab” selalu berhubungan dengan “akibat”. Ditanam biji tumbuhlah pohon, dan dari pohon itu kelak tumbuhlah buah. Dari berbisnis timbullah laba. Dari kemalasan timbullah miskin. Dan mereka yakin pula bahwa sebab itu tidak akan ada harganya kalau tidak disertai dengan pertolongan dan pimpinanNya. Sebab di tanganNyalah terletak kekuasaan segenap langit dan penjuru bumi.
Kalau hanya percaya pada diri sendiri, tidak ada hubungan dengan kepercayaan akan kekuatan yang lebih tinggi, maka pada awal-awalnya belumlah terasa kekurangannya. Nanti pada akhirnya di ujung perjalanan akan timbullah kesadaran bahwa tidaklah segala yang dituju selalu tercapai melainkan ketentuan Tuhan jugalah yang tercapai.
Sebab itu berusahalah sendiri dan janganlah mengharapkan pertolongan orang lain. Di dalam Islam berkali-kali diterangkan, di akhirat kelak, tiap-tiap manusia akan ditanya usaha dan amalnya sendiri-sendiri. Tidak ada hubungan keturunan yang akan berpengaruh, sehingga Fatimah yang anak kandung Nabi, tatkala beliau masih hidup, sudah disuruh oleh Rasul untuk menjaga dirinya sendiri dari api neraka.
Pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita sendiri, apabila diserahkan orang lain, hasilnya tentu tidak memuaskan kita. Karena orang lain tidak dapat mengetahui sepenuhnya apa yang akan menyenangkan dan memuaskan hati kita.
Jika kita selalu tidak mau memikul tanggung jawab dan lebih suka orang lain yang mengerjakan, ilmu kitapun akan sedikit di bidang itu. Sehingga lama kelamaan kita menjadi bodoh.
Orang yang selalu melepas tanggung jawab, seperti anggota badan yang terkena penyakit dan busuk, yang layak untuk diamputasi.
Banyak pekerjaan yang jika diserahkan kepada orang lain dan diharapkan supaya menyempurnakannya, namun malah tidak selesai sesuai deadline-nya. Setelah kita kerjakan sendiri, malah selesai saat itu juga.
Lantaran percaya dirilah timbul bermacam-macam sifat mulia yang lain. Yang terpenting ialah kreatifitas berpikir.
Kreatifitas berpikir adalah adalah pangkal kemajuan dunia. Orang-orang yang kreatif pikirannya, telah menelurkan ide yang “tinggi”, yang kadang-kadang tidak tercerna oleh orang lain. Mula-mula kreatifitas ditolak orang. Maka orang yang pikirannya kreatif berjalan lebih awal, berpikir lebih ke depan dan berakal lebih maju. Kalau bukan karena kreatifitas pikiran, tentu manusia tetap akan disitu-situ saja, tidak mencapai kemajuan dalam segala bidang. Sampai sekarang tentu akan diam di dalam gua batu, makan rumput dan tak tahu apa itu masakan. Kreatifitas berpikir sangat diperlukan bagi pebisnis dalam menjalankan bisnisnya, orang berkebun pada kebunnya, dan segala macam aktivitas. Agar muncul “jalan baru”, bukan menurut saja pada kebiasaan orang.
Contohnya, kreatifitas berpikir di bidang transportasi. Dulu hanya kapal dengan layar kain, setelah itu kapal uap, akhirnya kapal yang dijalankan dengan mesin. Mobil buatan 80 tahun yang lalu, berbeda dengan sekarang, bentuknya, kecepatannya dan sebagainya. Segala yang masih “tetap”dalam kungkungan pikiran dan tidak mengenal kreatifitas berpikir akan terkubur atau tersingkir di tepi masyarakat, dan masyarakat yang lebih “cepat” akan berlalu.
Yang menyebabkan pikiran tidak kreatif, terutama karena bodoh, atau jahil, atau goblok. Kebodohan adalah adalah dinding yang menghambat jalan menuju keinginan. Terutama didalam memikirkan hal yang penting-penting. Kebodohan juga disebabkan buta huruf. Tidak pandai menulis dan membaca.
Pada burung terdapat kebiasaan mendidik anak-anaknya agar percaya diri. Si Ibu mendidik anaknya pelan-pelan agar terampil terbang sendiri. Diajarkannya dari melangkahkan kaki hingga membentangkan sayap, lalu disuruhnya terbang sendiri.
Setengah dari faktor tumbuhnya percaya diri dan kreatif dalam berpikir adalah banyak melakukan perjalanan jauh. Jangan “bagai katak dalam tempurung”, dikiranya tempurung itulah langit. Banyak melakukan perjalanan jauh menanamkan kreatifitas dan keluasan berpikir, belajar mengetahui kelebihan yang dimiliki bangsa lain dan kekurangan yang kita miliki.
Orang yang percaya diri cita-citanya tinggi. Jika sifat ini tumbuh di jiwa muda-mudi, akan timbullah kelak pada bangsa itu, suatu tenaga baru. Sebab pemuda adalah cermin masa depan. Jika bangsa itu lemah, orang itu akan mempunyai cita-cita dan keinginan yang tinggi, supaya menjadi kuat. Jika bangsanya dijajah bangsa lain, dia akan berusaha memerdekakan bangsanya sekuat-kuatnya. Dia ingin tegak sebagaimana orang lain tegak. Dan didalam berpuluh bahkan beratus tahun kemudian, tegaklah kebesaran dan kemegahan, sampai nama bangsa tercatat selama-lamanya dalam sejarah. Sebabnya ialah tumbuhnya perasaan percaya diri, kreatifitas dalam berpikir dan cita-cita yang tinggi.
Sebab itu, sebenarnya yang dianugerahkan Allah pada kita hanyalah timbulnya cita-cita. Karena kekuatan itu sebenarnya telah ada dalam diri, dan cita-cita itulah yang memunculkannya. Jika cita-cita tidak ada, kekuatan tidak akan datang.
Maka kelakuan yang paling hina ialah, “belum pergi sudah kembali”, yang paling menghambat jalan menuju kemuliaan.
Buya HAMKA
(Haji Abdul Malik bin Karim Amrullah)

Foto2 Blog Ini






Dad is Superhero Until The End


1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun – dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.
2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
4. Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.
5. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
6. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
7. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.
8. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.
9. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.
10. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup
11. Ayah benar-benar senang membantu seseorang…tapi ia sukar meminta bantuan.
12. Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?… .mmmmhhh…”tidak terlalu mengecewakan” ^_~
13. Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

14. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.
15. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu
16. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya
17. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.
18. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
19. Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.
20. Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.
22. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan…..
23. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara…
24. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya….
25. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu….
26. Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu” Ketika ia ingin berkata ,,tidak”
27. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin
28. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.
29. Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan”
30. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya….
31. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….
32. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.
33. Ayah tidak suka meneteskan air mata …. ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)
34. ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster…
35. tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.
36. Ayah pernah berkata :” kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya”
37. Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,, jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu”
38. Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :” jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu”
39. Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu….
40. Ayah bisa membuatmu percaya diri… karena ia percaya padamu…
41. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik….
42. Dan terpenting adalah… Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Ibu


Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya.Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.
Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.
Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.
Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.
Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.
Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang baik dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Jam Tangan


Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?” “Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?” “Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.
“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya. Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada
si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Motivation of Live


1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
2. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
3. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
4. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun , dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap- cakap lama dengannya.
5. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.
6. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.
7. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
8. Orang-orang yang paling berbahagiapun tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
9. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia itu.
10. Hanya diperlukan waktu seminit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.
11. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang- orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.
12. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.
13. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.
14. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup, jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
15. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.
16. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu
dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian, janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.
17. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang- orang disekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.
So, have you ever thought that life is so simple and beautiful?

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More