Seekor semut merayap dengan gesit di bawah sinar matahari. Memanjat
pohon, dan menelusuri ranting dengan lincah. Dia sedang mencari makanan
saat tiba-tiba dia melihat kepompong tergantung di selembar daun.
Kepompong itu terlihat mulai bergerak-gerak sedikit, tanda apa yang
ada di dalamnya akan segera keluar.
Gerakan-gerakan dari kepompong tersebut menarik perhatian semut yang
baru pertama kali ini melihat kepompong yang bisa bergerak-gerak. Dia
mendekat dan berkata,”Aduh kasian sekali kamu ini” kata semut itu dengan
nada antara kasihan dan menghina.
“Nasibmu malang sekali, sementara aku bisa lari kesana kemari
sekehendak hatiku, dan kalau aku ingin aku bisa memanjat pohon yang
tertinggi sekalipun, kamu terperangkap dalam kulitmu, hanya bisa
menggerakkan sedikit saja tubuhmu.”
Kepompong mendengar semua yang dikatakan oleh semut, tapi dia diam saja tidak menjawab.
Beberapa hari kemudian, saat semut kembali ketempat kepompong
tersebut, dia terkejut saat melihat yang kepompong itu sudah kosong yang
ada tinggal cangkangnya.
Saat dia sedang bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi dengan isi
dari kepompong itu, tiba-tiba dia merasakan hembusan angin dan adanya
kepakan sayap kupu-kupu yang indah di belakangnya.
“Wahai semut, lihatlah diriku sekarang baik-baik” kupu-kupu yang indah menyapa semut yang tertegun melihatnya.
“Akulah mahluk yang kau kasihani beberapa hari lalu ! Saat itu aku
masih ada di dalam kepompong. Sekarang kau boleh sesumbar bahwa kau bisa
berlari cepat dan memanjat tinggi. Tapi mungkin aku tidak akan perduli,
karena aku akan terbang tinggi dan tidak mendengar apa yang kau
katakan.”
Sambil berkata demikian, kupu-kupu itu terbang tinggi ke udara,
meniti hembusan angin, dan dalam sekejap hilang dari pandangan sang
semut.
0 comments:
Post a Comment